Advertisement
Gambar buah Matoa//Mongabay |
Sumber| mongabay
Editor| SF
Info720.com—Matoa merupakan buah yang memiliki banyak
manfaat dan sangat identik dengan Papua.
Buah matoa dari
Papua disebut memiliki keunggulan, daging buah tebal dan mudah lepas dari biji.
Rasa buahnya yang manis merupakan perpaduan antara rasa kelapa muda, durian,
lengkeng serta rambutan.
Kayu dari pohon
matoa dapat digunakan untuk bangunan rumah, jembatan, perkapalan, dan alat olah
raga. Kulit kayunya dapat digunakan sebagai bahan obat.
Matoa mengandung
vitamin C yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Antioksidan berfungsi untuk
meningkatkan imunitas tubuh dengan cara melawan atau menantang radikal bebas
dalam tubuh.
Pernah mendengar
buah matoa? Ini adalah tanaman buah yang sangat identik dengan Papua. Tanaman
ini bisa ditemukan hampir di semua tempat di Pulau Papua.
Jika dilihat bentuk
dan rasanya, sekilas seperti buah lengkeng. Bentuk matoa ada yang bulat dan ada
juga yang lonjong. Rasa buahnya manis dan enak, serta menjadi salah satu buah
favorit di Papua, karenanya diminati banyak orang.
Di Jayapura, harga
buah matoa cukup mahal. Perkilogramnya bisa mencapai 100 ribu – 200 ribu
Rupiah. Biasanya, dijual di pingiran jalan.
Tahun 2006, Menteri
Pertanian saat itu, Anton Apriantono, mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:
160/kpts/SR.120/3/2006 tentang pelepasan matoa Papua sebagai varietas unggul.
Dalam surat keputusan tersebut, matoa disebut memiliki keunggulan, seperti
daging buah tebal dan mudah lepas dari biji.
Rasa buahnya yang
manis, merupakan campuran antara rasa kelapa muda, durian, lengkeng serta
rambutan. Kulit buahnya relatif tebal dan keras, serta beradaptasi dengan baik
di dataran rendah.
Buah matoa
dimasukkan dalam buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ
Taman Keanekaragaman Hayati [2019] karya Hendra Gunawan dari Pusat Litbang
Hutan – KLHK.
Matoa memiliki nama ilmiah Pometia pinnata,
dengan deskripsi morfologi yaitu pohonnya besar, tinggi mencapai 50 m dan
diameter 140 cm. Batang silindris, tegak, warna putih keabuan, permukaan kasar,
percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak
sehingga membentuk pohon yang rindang.
Daun majemuk tersusun berseling, 4-12 pasang
anak daun, daun muda berwarna merah cerah, setelah tua menjadi hijau pekat.
Anak daun jorong hingga bundar telur, ukuran 30 – 40 cm x 8 – 15 cm. Buahnya
bulat atau lonjong dengan panjang 5-6 cm, berwarna hijau, merah bahkan hitam.
Biji bulat berwarna cokelat muda.
“Kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah
dan jembatan, meubel, lantai, moulding, perkapalan, tangkai peralatan dan alat
olah raga. Pepagan/kulit kayu digunakan sebagai bahan obat. Pohonnya yang
rindang berfungsi sebagai peneduh dan buahnya bisa dikonsumsi,” tulis Hendra
Gunawan dalam bukunya.
Jenis Matoa
Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian [BPTP] Papua menyebut, masyarakat Papua membedakan matoa
berdasarkan tekstur buah/salut biji [arillus]. Matoa kelapa memiliki salut biji
yang kenyal, menyerupai selaput bagian dalam kelapa muda serta mudah lepas dari
biji dengan diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,4 cm.
Sedangkan matoa
papeda memiliki salut biji yang lembek menyerupai kekenyalan dari papeda, yaitu
makanan khas orang Papua yang terbuat dari pati sagu, dan lengket dengan
diameter 1,4-2,0 cm.
Selain itu, matoa
juga dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan warna kulit buahnya, yaitu Emme
Bhanggahe [matoa kulit merah], Emme Anokhong [matoa kulit hijau], dan Emme
Khabhelaw [matoa kulit kuning].
“Matoa papeda banyak
tersebar di bagian barat Papua yaitu Provinsi Papua Barat, sedangkan matoa
kelapa lebih banyak tersebar di bagian tengah sampai timur Papua, yaitu
Provinsi Papua,” ujar peneliti dari BPTP.
BPTP Papua telah
melakukan kegiatan karakterisasi pada beberapa aksesi matoa, diantaranya adalah
yang tumbuh di kampung-kampung Hebeaibulu, Kelurahan Yoka, Distrik Heram, Kota
Jayapura.
Matoa di kampung
Hebeaibulu memiliki tinggi pohon 10-15 meter. Batang bulat berkayu berwarna
cokelat tua. Daun berwarna hijau tua, berbentuk oblong dengan pangkal tumpul
dan ujung meruncing. Daun tebal dengan permukaan berkilau dan licin dengan
tulang daun menyirip berwarna hijau.
Buahnya berbentuk
bulat lonjong, dengan warna hijau dan permukaan kulit buah licin. Buah tersusun
dalam tangkai, dengan satu tangkai terdiri 10-25 buah. Panjang buah sekitar 3
cm, dengan keliling sekitar 7-8 cm. Buah muda keras, setelah masak menjadi
lunak ketika ditekan. Berat buah sekitar 35-45 gram dan memiliki rasa manis.
“Masyarakat Papua
umumnya melakukan penanaman matoa melalui perbanyakan generatif dengan biji.
Melalui perbanyakan ini, matoa mulai berbuah pada umur 4-5 tahun. Matoa bisa
diperbanyak dengan cara cangkok, yang menjadikan umur berbuah menjadi singkat,
yakni umur 2-3 tahun. Seperti kebanyakan buah tropis, matoa memiliki masa panen
pada Oktober-Desember.”
Kajian
Hasil kajian yang
dilakukan Hamzah, dkk [2021], dirilis di Jurnal Farmasi Sains dan Praktis,
menyebutkan kalau hampir seluruh bagian tanaman matoa bisa dimanfaatkan sebagai
obat seperti daun, buah, kulit batang, kulit buah dan akarnya.
Berdasarkan analisis fitokimia ditemukan adanya
kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, glikosida,
saponin, tanin, dan terpenoid pada ekstrak etanol kulit batang matoa.
Kesimpulan mereka menunjukkan bahwa matoa
mengandung vitamin C yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Antioksidan
berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan cara melawan atau menantang
radikal bebas dalam tubuh.
Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa
pada ekstrak batang dan kulit matoa memiliki nilai aktivitas antioksidan yang
tergolong kuat.
Dilansir dari situs kesehatan halodoc.com,
khasiat buah matoa Papua adalah mampu melawan infeksi virus. Sebab, kandungan
nutrisi dalam buahnya dapat membantu melawan infeksi virus pada tubuh. Ada
banyak jenis virus yang bisa menyerang tubuh dan meningkatkan risiko penyakit.
Dengan mengonsumsi buah yang kaya kandungan
vitamin C dan antioksidan, seperti matoa, bisa membantu meningkatkan kekebalan
tubuh, sehingga kita memiliki kemampuan untuk melawan infeksi virus penyebab
penyakit.
Selain itu, buah matoa juga mampu meredakan
stres, menambah energi, menyehatkan jantung, dan membuat kulit lebih sehat.