Advertisement
Editor: SF
Sumber: kemkes.go.id
Info720news.com—COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin
lengkap anak menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut
pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka
pekan imunisasi dunia.
Sekitar 800 ribu anak di
seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. Berdasarkan
data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah
menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2% pada tahun
2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.
Penurunan cakupan
imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan
rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan
tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada
puncak pandemi COVID-19.
Survei Kementerian
Kesehatan dan UNICEF yang dilakukan pada tahun 2020 juga menemukan bahwa
setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke
fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 atau khawatir tidak ada
protokol kesehatan yang tepat.
Saat ini pemerintah
berupaya memulihkan cakupan yang hilang akibat gangguan kegiatan imunisasi terkait
COVID-19. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta orang tua dan
pengasuh untuk membawa anaknya yang belum mendapat imunisasi lengkap ke
Puskesmas, Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya selama Bulan Imunisasi Anak
Nasional (BIAN) berlangsung.
''Dengan momentum pekan
imunisasi dunia ini diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kesehatan,
masyarakat dan jajaran pemerintah daerah maupun mitra pembangunan menjalankan
program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga indonesia yang sehat dan
berkualitas,'' katanya di Jakarta, Sabtu (16/4).
Tahap I pelaksanaan BIAN
akan dimulai pada Mei 2022 di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Sedangkan tahap II akan berlangsung pada Agustus 2022 di Jawa
dan Bali.
Selama periode BIAN,
satu dosis imunisasi campak-rubella akan diberikan terlepas dari status
imunisasi sebelumnya sesuai target berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan
untuk masing-masing wilayah. Satu atau lebih jenis imunisasi akan diberikan
untuk melengkapi status imunisasi anak usia kurang dari 5 tahun.
Perwakilan UNICEF Robert
Gass mengatakan serangkaian pedoman kesehatan dan keamanan sudah tersedia dan
petugas kesehatan telah dilatih untuk memastikan bahwa keluarga dapat dengan
aman membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.
''Kami menghimbau semua
orang tua untuk memeriksa Buku KIA (Kesehatan Ibu Anak) dan memastikan jadwal imunisasi anak
tepat waktu. Tidak boleh ada anak yang menderita penyakit serius yang dapat
dicegah dengan imunisasi,'' ucapnya.
Secara global, vaksinasi
menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah hingga tiga juta
kematian per tahun. Hal ini menjadikan vaksinasi sebagai salah satu kemajuan
paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global.
Perwakilan WHO untuk
Indonesia, Dr N. Paranietharan menambahkan, anak-anak yang divaksinasi tidak
hanya lebih sehat, tapi mereka bisa berprestasi lebih baik di sekolah, dan
menghasilkan manfaat ekonomi yang mempengaruhi seluruh masyarakat.
''Vaksin yang disetujui
WHO aman dan terbukti secara ilmiah efektif mencegah penyakit seperti campak,
rubella, polio, difteri, dan tetanus. Tanpa adanya semua vaksin ini, anak-anak
anda bisa terkena penyakit-penyakit berbahaya ini, dan dapat berakibat
kematian,'' tutur Paranietharan.